PRINCES INSURANCE WORLDWIDE

Informasi Terpanas Tentang Manfaat Asuransi Yang Lagi Menjadi Trending Topik diseluruh Dunia *** Read More ***

PRINCES CELEBRITY WORLDWIDE

Informasi Terpanas Tentang Kehidupan Artis Yang Lagi Menjadi Trending Topik diseluruh Dunia *** Read More ***

PRINCES HISTORY TOUR AND TRAVEL

Informasi Terpanas Tentang Perjalanan Wisata Yang Lagi Menjadi Trending Topik diseluruh Dunia *** Read More ***

PRINCES LOVE GOD

Informasi Terpanas Tentang Kehidupan Rohani Yang Lagi Menjadi Trending Topik diseluruh Dunia *** Read More ***

PRINCES ADVERTISING

Kesempatan Buat Anda yang ingin Memajukan Bisnis dengan Pasang Iklan Secara Gratis dan Dibaca diseluruh Dunia *** Read More ***

Translate this page to the following language!

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified


Belajar jualan Emas dan Uang

Thursday, January 12, 2017

Cerita Lengkap Pasukan Dayak Mengusir Pak Ustad MUI Tengku Zulkarnain,

Tengku Zulkarnain, Ustad Provokator, Pengurus MUI, dihadang tentara Dayak di Bandara Sintang, Kalimantan Barat (12/1/2017). Informasi ini menyebar melalui akun twitter @borneo_w yang mengirimkan foto-foto penolakan Forum Pemuda Dayak terhadap kedatangan Tengku Zulkarnain, Ustad Provokator.

Tengku Zulkarnain datang bersama seorang pengurus FPI dan GNPF. Mereka hendak menghadiri acara provokasi umat dengan kedok Tabligh Akbar. Tujuan Tengku Zulkarnain juga ingin mendirikan GNPF-MUI untuk Kalimantan Barat.

GNPF yang dikomandoi oleh Bachtiar Nasir terlacak memberikan bantuan dana untuk pasukan teroris di Suriah. Ada kaitan yang nyata antara GNPF dan jaringan terorisme internasional. Apabila GNPF dibiarkan di Kalimantan Barat, sama artinya, membiarkan jaringan terorisme masuk Kalimantan.

Dalam salah satu foto, tampak raut muka Tengku Zulkarnaik yang kebingungan dan ketakutan saat hendak turun dari tangga pesawat, karena pemuda-pemuda Dayak yang menggunakan pakaian adat sudah menunggu di ujung tangga pesawat. Pemuda-pemuda Dayak itu, menunjukk ke arah Tengku Zulkarnain, Ustad Provokator.

Dalam rekaman video yang kami terima, pemuda-pemuda Dayak yang lengkap membawa mandau, berteriak dengan penuh semangat ke arah pintu pesawat, “Kamu bilang kami kafir, kami masuk neraka, ini kami kafir, ayo turun…!”

Dalam foto lain, sekelompok pemuda Dayak juga membentangkan spanduk bertuliskan: Forum Pemuda Dayak. FPI, Ormas Anti Pancasila dan UUD 45 HARUS DIBUBARKAN…!!! Karena Telah Memecah-Belah Kedamaian NKRI…!!! NKRI HAK LELUHUR KAMI…!

Akun @borneo_w juga mencuit “Kalbar gak butuh provokator, Kalbar sudah aman yang kami butuhkan pembangunan infrastruktur”.

Menurut akun @PartaiSocmed, Tengku Zulkarnain, setelah ditolak bala tentara Dayak langsung balik ke Jakarta. Tengku Zulkarnain dan 2 orang pengiringnya tetap berada di dalam pesawat, tidak berani keluar dan melongok sampai pesawat diberangkatkan.

Tengku Zulkarnain, Ustad Provokator dengan ciri khas pakai gamis putih (jubah) dan sorban adalah biang fitnah, dia pernah mengirimkan cuitan di twitter gambar foto Quran yang dirobek-robek yang diasosiasikan dengan pendukung Ahok di Pengadilan Jakarta, padahal asli foto itu kasus di Malaysia

Cara-cara provokasi dan fitnah Tengku Zulkarnain ini membahayakan kerukunan umat beragama dan menciderai citra ulama di Indonesia. Penolakan pemuda Dayak di Kalimantan Barat adalah bukti bahwa ucapan dan cara-cara Tengku Zulkarnain Ustad Provokator ditolak oleh masyarakat.



Kronologi Penolakan Pemuda Dayak terhadap Tengku Zulkarnain, Ustad Provokator


Tengku Zulkarnain, Ustad Provokator, Pengurus MUI, dihadang tentara Dayak di Bandar Udara Susilo Sintang, Kalimantan Barat (12/1/2017)

Penghadangan itu dilakukan oleh rombongan para pemuda Dayak DAD (Dewan Adat Dayak) Kab. Sintang. dan ikut didalam rombongan tersebut di antaranya: Kepala Pengurus Ponpes LPKA Kab. Bengkayang M. Effendy Khoiri dan Sdr. Lukmanul Hakim.

Adapun kronologi pennlakan Tengku Zulkarnain, Ustad Provokator, oleh Pemuda Dayak Kab. Sintang sebagai berikut:

– Pada hari Kamis tanggal 12 Januari 2017 sekitar pukul. 09.30 wib bertempat di Gedung Pancasila Kel. Alai Kec. Sintang Kab. Sintang telah dilaksanakan kegiatan pelantikan pengurus DAD Kab. Sintang yang rencananya akan dilakukan oleh Ketua DAD Provinsi Kalbar sekaligus Gubernur Kalbar Drs. Cornelis, SH, MH.

– Selanjutnya pada pukul. 09.45 wib para pemuda Dayak Kab. Sintang berjumlah sekitar 30 orang menggunakan 3 unit mobil yang dipimpin oleh Sdr. Andreas bergerak dari Gedung Pancasila Kel. Alai Kec. Sintang Kab. Sintang menuju ke Bandar Udara Susilo Sintang untuk menjemput kedatangan Ketua DAD Provinsi Kalbar Drs. Cornelis, SH, MH.

– Pada saat menunggu kedatangan Ketua DAD Prov. Kalbar Drs. Cornelis, MH, MH, para Pemuda Dayak DAD Kab. Sintang mendapatkan informasi tentang adanya kedatangan Tengku Zulkarnain, Ustad Provokator, sehingga langsung melakukan penolakan.

– Melihat aksi yang dilakukan oleh para Pemuda DAD Kab. Sintang, selanjutnya pada pukul. 10.30 wib Tengku Zulkarnain, Ustad Provokator, beserta rombongannya tidak jadi turun dan tidak berani turun dari pesawat dan langsung meninggalkan Kab. Sintang menggunakan pesawat Garuda Indonesia menuju Pontianak.

Selama pelaksanaan aksi penolakan, situasi aman dan terkendali.

Tengku Zulkarnain, Ustad Provokator dengan ciri khas pakai gamis putih (jubah) dan sorban adalah biang fitnah, dia pernah mengirimkan cuitan di twitter gambar foto Quran yang dirobek-robek yang diasosiasikan dengan pendukung Ahok di Pengadilan Jakarta, padahal asli foto itu kasus di Malaysia

Cara-cara provokasi dan fitnah Tengku Zulkarnain ini membahayakan kerukunan umat beragama dan menciderai citra ulama di Indonesia. Penolakan pemuda Dayak di Kalimantan Barat adalah bukti bahwa ucapan dan cara-cara Tengku Zulkarnain Ustad Provokator ditolak oleh masyarakat.


Alasan Pemuda Dayak Menghadang Ustad Provokator, Tengku Zulkarnain


Tengku Zulkarnain, Ustad Provokator, Pengurus MUI, dihadang tentara Dayak di Bandar Udara Susilo Sintang, Kalimantan Barat (12/1/2017).

Penghadangan itu dilakukan oleh rombongan para pemuda Dayak DAD (Dewan Adat Dayak) Kab. Sintang. dan ikut didalam rombongan tersebut di antaranya: Kepala Pengurus Ponpes LPKA Kab. Bengkayang M. Effendy Khoiri dan Sdr. Lukmanul Hakim.

Pemuda Dayak memberikan pernyataan atas kejadian ini, sekaligus memberikan alasan, mengapa mereka menghadap Tengku Zulkarnain, Ustad Provokator. Berikur rilisnya:

1. Masyarakat Kab. Sintang khususnya warga Dayak Kab. Sintang menolak kedatangan Tengku Zulkarnain, Ustad Provokator dan melarang untuk menginjakan kaki di tanah Kab. Sintang.

2. Warga Dayak Kab. Sintang menolak kedatangan Tengku Zulkarnain, Ustad Provokator dikarenakan adanya statement/pernyataan dari Tengku Zulkarnain, Ustad Provokator di salah satu media sosial yang mengatakan bahwa warga suku Dayak kafir dan tidak pantas masuk Surga dan bahkan lebih buruk dari binatang.

3. Bahwa warga Dayak Kab. Sintang tidak membenci MUI namun lebih kepada oknum dalam hal ini wasekjen MUI pusat Tengku Zulkarnain, Ustad Provokator, yang telah menghina suku Dayak.

Selama pelaksanaan aksi penolakan, situasi aman dan terkendali.

Tengku Zulkarnain, Ustad Provokator dengan ciri khas pakai gamis putih (jubah) dan sorban adalah biang fitnah, dia pernah mengirimkan cuitan di twitter gambar foto Quran yang dirobek-robek yang diasosiasikan dengan pendukung Ahok di Pengadilan Jakarta, padahal asli foto itu kasus di Malaysia

Cara-cara provokasi dan fitnah Tengku Zulkarnain ini membahayakan kerukunan umat beragama dan menciderai citra ulama di Indonesia. Penolakan pemuda Dayak di Kalimantan Barat adalah bukti bahwa ucapan dan cara-cara Tengku Zulkarnain Ustad Provokator ditolak oleh masyarakat.

Wednesday, January 11, 2017

Akankah Wanita Cantik Calon Wakil Gubernur Ini Tersangkut Korupsi Pembangunan Masjid ???

Nasaret -  Penyidik Direktorat Tindak Pidana Korupsi (Dittipikor) Bareskrim Polri mengagendakan pemeriksaan terhadap Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah.

Dia diperiksa untuk dimintai keterangan terkait kasus dugaan korupsi pada pengadaan masjid di Kantor Wali Kota Jakarta Pusat tahun anggaran 2010 dan 2011.

"Iya diperiksa," kata Waditipikor Kombes Erwanto Kurniadi saat dikonfirmasi , Jakarta, Rabu (11/1/17).

Masjid Al Fauz yang terletak di kantor Wali Kota Jakarta Pusat itu sendiri diresmikan pada era Fauzi Bowo yang saat itu menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta pada 30 Januari 2011.

Masjid dua lantai itu dibangun menggunakan dana APBD 2010 sebesar Rp 27 miliar.

Bahkan, pembangunan masjid Al Fauz itu sudah dimulai sejak masa kepemimpinan Sylviana Murni selaku Wali Kota Jakarta Pusat.

Peletakan batu pertama dilakukan pada awal Juni 2010 dan pembangunan rampung akhir Desember 2010.

Saat itu, Sylviana masih menjabat sebagai Wali Kota Jakarta Pusat hingga awal November 2010.

Sedangkan, Saefullah dilantik menggantikan Sylviana yang dipromosikan sebagai Asisten Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta pada 4 November 2010.

Erwanto mengakui pihaknya tengah melakukan penyelidikan terhadap kasus tersebut.

Namun, dia menolak membeberkan detail penyelidikan dari dugaan rasuah itu.

"Penyelidikan itu ada, soal masjid Wali Kota Jakpus. Tapi kalau penyelidikan kita enggak bisa kasih detailnya," pungkas dia.

Dari informasi yang dihimpun, selain Saefullah, penyidik juga berencana memanggil Sylviana untuk dimintai keterangan perihal kasus ini.

Apalagi, Sylviana merupakan pejabat Wali Kota yang mengeluarkan anggaran dan memulai pembangunan masjid tersebut.

Hakim Minta Polisi yang Bikin BAP Dipanggil Karena Saksi Meliat Video Ahok 6 September

Nazaret - Willyuddin Abdul Rosyid menjadi saksi keempat yang dimintai keterangan dalam sidang kasus dugaan penistaan agama dengan terdakwa Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Willyuddin mengaku melaporkan Ahok setelah membaca diskusi di sebuah grup WhatsApp.

"Saya tidak ingat pengirimnya siapa tapi saya lihat di grup Aliansi Anti Syiah (Anas)," kata Willyuddin dalam persidangan di auditorium Kementerian Pertanian (Kementan), Jalan RM Harsono, Jakarta Selatan, Selasa (10/1/2017) malam.

Willyudin mengaku melihat video pidato Ahok secara penuh. Durasi video yang dilihatnya selama 1 jam 48 menit 32 detik.

"Saya hanya melihat bagian besar, awal pidato-pidato program perikanan. Konsentrasi pada menit yang terdakwa melakukan penodaan agama," ucap Willyuddin.

"Fokus Al Maidah karena saya tersinggung. Saya cukup di situ karena pada intinya sebagai umat Islam tidak etis diucapkan oleh terdakwa," imbuhnya.

Salah satu pengacara Ahok kemudian menanyakan tentang kesesuaian data antara laporan dengan berita acara pemeriksaan (BAP). Salah satunya ada tentang kesalahan ketik mengenai lokasi kejadian dan tanggal kejadian.

"Menurut laporan saudara saksi tercantum tanggal 6 September 2016 dengan lokus di Bogor, penodaan agamanya TKP di Tegallega, Bogor. Jadi bukan yang di Pulau Seribu," ujar pengacara Ahok.

"Tanggal 6 (September 2016) itu saya lihat video yang di-upload sehingga saya kaji setelah kita download saya mengamati video itu di rumah saya di Tegallega," jawab Willyuddin.

Lalu, pengacara Ahok kembali menanyakan tentang kronologi waktu menonton video pidato itu dengan kesesuaian peristiwa. Menurutnya, pidato Ahok baru berjalan pada 27 September 2016.

"Bagaimana mungkin 21 hari sebelum peristiwa, saudara saksi sudah bisa menonton YouTube?" tanya pengacara Ahok.

Willyuddin berdalih apabila yang mengetik BAP itu bukan dirinya. "Mungkin salah ketik dari polisi, waktu itu saya melapor jelang Isya," kata Willyuddin.

Kemudian, pengacara Ahok kembali mencecar Willyuddin soal kesesuaian kronologi waktu di BAP. Pengacara Ahok mengutip waktu pada BAP tercatat pukul 11.00 WIB.

"Yang mulia dikesampingkan saja saksi ini supaya sidang berikutnya lagi. Minta dibuatkan laporan palsu atau terserah yang mulia saja," kata pengacara Ahok.

Mendengar hal itu, majelis hakim mengaku akan mempertimbangkan permohonan tersebut. Pengacara Ahok menegaskan tidak akan melanjutkan pertanyaan jika belum jelas jawaban dari saksi.

"Majelis kami kalau tidak clear tidak akan melanjutkan," kata pengacara Ahok.

Setelah beberapa menit, majelis hakim akhirnya memutuskan untuk memerintahkan penuntut umum untuk memanggil polisi Polresta Bogor yang mengetik BAP saksi. Majelis hakim juga memerintahkan polisi tersebut membawa buku register.

"Setelah kami bermusyawarah ditanggapi salah ketika kami perintahkan polisi yang mengetik untuk sidang yang akan datang sambil membawa buku register apakah bener membuat laporan. Dari situ akan ketahuan di register sama akta bandingnya tidak masalah," jelas hakim Dwiarso.

Pengacara Ahok kemudian meminta sidang malam ini tidak dilanjutkan. Mereka meminta kejelasan mengenai salah ketik. Namun salah satu anggota tim kuasa hukum Ahok sempat ingin melanjutkan pertanyaan. Namun disetop oleh rekannya sesama tim.

"Ketika tidak clear tidak dijelaskan, mohon dijelaskan mohon maaf pak tri," kata pengacara Ahok.

Majelis hakim akhirnya menengahi dan memutuskan dua orang polisi yang menangani BAP Willyuddin dipanggil menjadi saksi di persidangan. Sidang kemudian ditutup dan dilanjutkan pada Selasa (17/1) pekan depan.

"Maka untuk melanjutkan sidang ini kami tunda, memerintahkan JPU memanggil dua petugas dan saksi lainnya yang belum diperiksa dan sudah di-BAP. Bapak Willyuddin hadir pagi Selasa (17/1) sidang kita mulai seperti biasa pukul 09.00 WIB," tutup Dwiarso

Tuesday, January 10, 2017

Pantaskan Seorang Saksi Hukum Berdasarkan Hanya Katanya Kawan ??

Nazaret - Dalam kesaksiannya, Irena Handono, saksi kedua yang disajikan dalam sidang penistaan agama dengan terdakwa Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengaku kalau dirinya hanya mendengar dari ucapan teman-temannya tentang ucapan terdakwa Ahok tentang surat Al Maidah ayat 51.

“Saya tidak membaca dan menonton secara lengkap tapi semua bilang Ahok memang menistakan agama,” kata Irena saat memberikan kesaksian pada sidang kelima penistaan agama di gedung Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan (10/1/2017).

Dengan menggebu gebu Irena mengatakan Ahok telah berkali kali melakukan penistaan terhadap agama Islam.

” Ini bukan kali pertama menoda agama Islam,” kata Irine.

Menurut Irene, itu adalah cerminan kebencian Ahok terhadap agama Islam.

” Dia sering melakukannya, mengomeli orangtua yang beragama Islam, dia sering marah marah di media,” kata mantan Biarawati itu.

Diterangkan Irene dalam buku Ahok yang berjudul ‘Merubah Indonesia’ terdapat tulisan yang menyinggung ulama. Terutama pada halaman 40.

Dalam buku terbitan tahun 2008 itu Ahok menyebutkan bahwa ada ayat yang dipakai untuk memecah belah rakyat dan memberi label yang menggunakan ayat itu sebagai oknum yang kerasukan roh kolonialisme.

Hal tersebut tertulis dalam paragraf pertama pada sub judul “Berlindung di Balik Ayat Suci”. Ayat itu sengaja dipakai oleh oknum politisi karena menganggap oknum tersebut tidak mampu bisa bersaing pada Pemilihan Kepala Daerah.

Menanggapi kesaksian Irena, Ahok menegaskan bahwa dirinya keberatan atas kesaksian Irena yang tanpa dasar dan hanya berlandaskan omongan orang yang jelas jelas salah terhadap dirinya (Ahok).

“Saudara tidak membaca semua buku. Saya tidak pernah menghina ulama. Yang saya maksud, (ditujukan) oknum politisi,” ucap Ahok

“Anda sudah melakukan fitnah besar terhadap saya,” tegas Ahok.


Irena Tunjuk-tunjuk Ahok, Hakim: “Gak Usah Tunjuk-tunjuk Ya Bu, Saya Cuma Tanya


Irena Handono, saksi pelapor Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, diperingatkan hakim saat persidangan dugaan penodaan agama tengah berlangsung, Selasa (10/1/2017).

Peringatan diberikan saat Iren terlihat memberikan penjelasan sambil menunjuk ke arah Ahok di kursi terdakwa. Saat itu, hakim tengah meminta penjelasan soal asal terjemahan Al Quran yang dimiliki Irena.

Dia menjawab bahwa terjemahan Al Quran dari Cordoba dan Departemen Agama. Namun, Irena kembali melanjutkan kalimatnya sambil menunjuk ke arah Ahok.

Aksi Irena itu pun menarik perhatian hakim.

“Enggak usah tunjuk-tunjuk ya, Bu. Saya cuma tanya,” kata hakim kepada Irena di Auditorium Kementerian Pertanian, Jakara Selatan.

Hakim kembali bertanya soal arti “auliya” dalam surat Al Maidah ayat 51.

“Saya tahu di sini ada ahli tafsir, (berdasarkan terjemahan) ‘auliya’ bisa sebagai sahabat atau pemimpin. Tapi ini tidak mengubah makna,” kata Irena.

Sebelumnya, Irena disebut salah satu kuasa hukum Ahok, Humphrey Djemat, tak menghadiri sidang untuk memberi kesaksian. Ternyata, Irena menghadiri sidang tersebut.

5 Keberatan Ahok Terhadap Kesaksian Pedri Kasman

Nazaret - Terdakwa kasus dugaan penistaan agama,  Basuki Tjahja Purnama atau Ahok mengungkapkan lima keberatannya terhadap pernyataan dari saksi pelapor pertama, Pedri Kasman. Pedri memberi kesaksian dalam sidang kelima kasus yang menjeratnya di Auditorium Kementrian Pertanian, Jalan Harsono, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Selasa (10/1).

Pertama, Ahok keberatan dengan keterangan saksi yang hanya fokus dengan penggalan video berdurasi 13 detik. Rekaman video kunjungan kerjanya di Kepulauan Seribu pada 27 September 2016 berdurasi 1 jam 48 detik.

Kedua, Ahok juga keberatan dengan pernyataan Pedri yang menyatakan video kunjungan kerja ke Kepulauan Seribu yang diunggah Pemprov DKI di kanal Youtube telah dihapus.

Ketiga, pejawat itu juga tidak terima bila dituduh menghasut warga Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu untuk tidak memilihnya dengan menggunakan surat Al Maidah ayat 51.

"Saya justru mengedukasi warga saya tentang budidaya kerapu. Tidak ada hubungannya dengan Pilkada," ujar Ahok.

Keempat, Ahok menanyakan apakah saksi pelapor Pedri Kasman sudah membaca e-book miliknya tentang Merubah Indonesia. Menurut Ahok, di halaman 140 ihwal dibohongi surat Al Maidah ayat 51, ditujukan untuk para oknum politik.

Terakhir, soal akses yang tak ada, menurut Ahok, Ketua PP Muhammadiyah, Daniel Azhar Simanjuntak pernah datang ke balai kota. Bahkan, Ahok pernah diundang sebagai Gubernur ke PP Muhammadiyah di Menteng, Jakarta Pusat sebagai contoh gubernur yang bersih, mampu menyusun anggaran dengan baik.

Bantahan tersebut Ahok berikan untuk Pedri Kasman yang menjadi saksi pelapor pertama yang dihadirkan Jaksa Penuntut Umum (JPU). Dalam sidang kali ini, pelapor dijadwalkan mendatangkan lima saksi. Namun, pelapor hanya bisa menghadirkan tiga saksi karena dua saksi lainnya tidak ada konfirmasi. Tiga saksi tersebut antara lain Sekretaris PP Pemuda Muhammadiyah Pedri Kasman, Wahyudin Abdul Rasyid dari MUI Bogor, dan Burhanuddin.

Pedri Kasman Tersinggung Jadi Bahan Tertawaan di Sidang

Nazaret - Sidang kasus penistaan agama Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok kembali digelar di Auditorium Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan. Sidang kali ini kembali memperdengarkan keterangan para saksi.


Saksi pertama adalah Pedri Kasman, Sekretaris Pemuda PP Muhammadiyah. Pedri memberikan keterangan selama tiga jam. Pedri adalah saksi pelapor.

Dia diberi kuasa oleh Ketua Pemuda PP Muhammadiyah melaporkan kasus dugaan kasus penistaan agama ke Polda Metro Jaya pada 7 Oktober 2016.

saat persidangan penonton sidang beberapa kali tergelak dan tak mampu menahan tawanya, saat mendengar pernyataan saksi.

Seperti saat pengacara Ahok menanyakan pada saksi, apakah saksi mengetahui saat Ahok ke Kepulauan Seribu sudah memasuki masa kampanye?

Mendengar itu, Pedri menyatakan keberatan pada hakim. Mendadak sontak seisi ruangan riuh mendengar jawaban Pedri, tak terkecuali Ahok.

Hakim pun meredakan tawa pengunjung dengan memberi tahu saksi tidak berhak untuk keberatan.

Sejak sidang dimulai, wajah Ahok terlihat santai. Sesekali dia mengecek Berita Acara Pemeriksaan (BAP) Pedri dan mengobrol dengan Fifi Lety, adik kandungnya yang juga penasihat hukumnya, yang duduk di samping.

Tawa kembali pecah saat Pedri dengan polos menanyakan mengapa Ahok mendapat BAP sedangkan dirinya tidak. "Mengapa terdakwa dapat BAP, saya tidak?" tanya Pedri, Selasa (10/1/2017).

Menutup kesaksiannya, Pedri membacakan tiga kesimpulan. Di antaranya berisi permintaan permohonan penahanan Ahok.



Saksi Sidang Ahok: Saya Lihat Video Penuhnya, Saya Tersinggung


Pedri Kasman, Sekretaris PP Pemuda Muhammadiyah yang menjadi pelapor kasus Basuki T Purnama, diperiksa di persidangan. Pedri melapor karena merasa tersinggung.

Pedri menjadi saksi pertama yang diperiksa dalam persidangan yang digelar pada Selasa (10/1/2017) hari ini. Persidangan digelar di gedung Kementan, Jl RM Harsono, Jaksel.

Pedri mengatakan awalnya dia mendapatkan informasi mengenai pidato Ahok dari grup WhatsApp pada Oktober 2016. Dia lantas mengecek dan mencari di YouTube.

"Saya melihat video penuhnya," ujar Pedri.

Selanjutnya Pedri dan pengurus Pemuda Muhammadiyah melakukan rapat membahas pidato Ahok di Kepulauan Seribu tersebut. Seperti diketahui, dalam pidato itu Ahok menyinggung soal Al Maidah 51.

"Dari PP Pemuda Muhammadiyah kemudian menyimpulkan ada dugaan penistaan agama," kata Pedri.

Kemudian PP Pemuda Muhammadiyah memutuskan melaporkan Ahok ke polisi. Pedri mendapatkan kuasa langsung dari Ketua PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar.

"Sehingga kami melapor. Karena pernyataan tersebut menyinggung umat Islam. Menyinggung kami," ujar Pedri.



Megawati Mulai Serukan Bangkit Melawan Kekuatan Intoleran, Kekuatan Banteng Siap Melawan

Nazaret - Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, mengajak seluruh warga negara Indonesia yang selalu setia kepada Pancasila, untuk bangkit membelanya di tengah maraknya kekuatan intoleran.

"Kita tidak perlu reaksioner, tetapi sudah saatnya silent majority bersuara dan menggalang kekuatan bersama," tegas Megawati, dalam pudato HUT PDIP ke-44, Selasa (10/1).

Megawati mengatakan dirinya percaya mayoritas rakyat Indonesia mencintai Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ber-Bhineka Tunggal Ika. Maka kita akan bersama-sama terus berjuang, pasti mampu membuktikan pada dunia, bahwa Pancasila mampu menjadikan keberagaman sebagai kekuatan untuk membangun kehidupan yang berperikemanusiaan dan berperikeadilan.

"Bangsa ini sedang berada dalam struggle to survive', dalam perjuangan untuk bertahan, bertahan secara fisik dan mental! Bertahan agar tetap hidup, secara badaniah dan mental," kata Megawati.

"Hadapilah tantangan-tantangan yang ada dengan kekuatan gotong royong sebagai kepribadian bangsa. Berderaplah terus menuju fajar kemenangan sebagai bangsa yang sejati-jatinya merdeka."

"Dengan ridho Tuhan, saatnya kita gegap gempitakan kembali segala romantika dan dinamika, dentam-dentamkan segala hantaman, gelegarkan segala banting tulang, angkasakan segala daya kreasi, tempa segala otot-kawat-balung-wesinya. Sungguh kita adalah bangsa berkepribadian Banteng."

"Ayo maju terus, Jebol terus," kata Megawati membakar semangat."Hiduplah menyerempet bahaya di jalan Tuhan. Ever onward, Never retreat. Kita pasti menang."


Megawati: Waspadai Peramal Masa Depan yang Anti-Bhinneka Tunggal Ika

Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri meminta, agar semua pihak mewaspadai adanya kemungkinan munculnya kelompok-kelompok antipersatuan.

Kelompok tersebut berupaya agar ideologi tertutup yang mereka anut dapat diterima masyarakat luas.

Hal itu diungkapkan Megawati saat perayaan HUT ke-44 PDI Perjuangan di Jakarta Convention Center, Megawati mengkategorikan kelompok itu sebagai kelompok yang anti-Bhinneka Tunggal Ika.

“Itulah yang muncul dengan berbagai persoalan SARA akhir-akhir ini. Di sisi lain, para pemimpin yang menganut ideologi tertutup pun memosisikan dirinya sebagai pembawa ‘self fulfilling propechy’, para peramal masa depan,” kata Mega.

“Mereka dengan fasih meramalkan yang akan pasti terjadi di masa yang akan datang, termasuk dalam kehidupan setelah dunia fana, yang notabene mereka sendiri belum pernah melihatnya,” kata dia.

Ia menambahkan, para penganut ideologi tertutup adalah mereka yang cenderung memaksakan kehendak sendiri, tidak mengenal dialog, serta demokrasi.

Cara-cara kepemimpinan totaliter serta mengedepankan teror dan propaganda selalu dikedepankan untuk mencapai kekuasaan.

“Syarat mutlak hidupnya ideologi tertutup adalah lahirnya aturan-aturan hingga dilarangnya pemikiran kritis. Mereka menghendaki keseragaman dalam berpikir dan bertindak, dengan memaksakan kehendaknya,” ujarnya.

“Oleh karenanya, pemahaman terhadap agama dan keyakinan sebagai bentuk kesosialan pun dihancurkan, bahkan dimusnahkan,” lanjut dia


Megawati Pejuang Demokrasi, yang Ganggu Presiden Pasti Dilawan


Presiden Joko Widodo mengatakan, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri adalah pejuang demokrasi yang selalu siap melawan pihak yang mengganggu pemerintah.

Hal tersebut disampaikan Jokowi kepada wartawan usai menghadiri peringatan hari ulang tahun PDI-P di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, Selasa (10/1/2017).

"Yang tidak demokratis, yang mengganggu, pasti beliau lawan. Tuh prinsip itu. Begitu juga yang ingin mengganggu Presiden. Karena Presiden yang sekarang terpilih konstitusional. Pasti beliau akan turun dan tadi sudah sampaikan," kata Jokowi.

Saat ditanya apa bentuk konkret yang akan diberikan PDI-P untuk membela pemerintah, Jokowi meminta wartawan menanyakan langsung kepada Megawati.

Sementara Megawati yang berada di samping Jokowi hanya tersenyum saat diajukan pertanyaan serupa.

Sebelumnya, saat pidato di acara HUT PDI-P ke 44, Megawati menegaskan bahwa partainya akan selalu ikut dan berdiri kokoh menjaga jalannya pemerintah Presiden Jokowi dan Jusuf Kalla sebagai pemerintahan yang terpilih secara konstitusional

"Jadi kalau ada yang mau macam-macam, Presiden, Wapres, panggil saja kita (PDI-P)," kata Megawati.

Megawati menegaskan bahwa seluruh kader PDI-P rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.

Ia menyinggung pengeroyokan terhadap Wakil Ketua ranting PDI-P Jelambar Widodo oleh anggota ormas.

"Anak saya ini nakal-nakal Pak Presiden, tapi kalau untuk bangsa dan negara apapun akan mereka berikan," ucap Megawati disambut tepuk tangan ribuan kader PDI-P yang hadir.


Kalau Ada yang Macam-macam, Presiden Panggil Saja Kita


Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menegaskan, partainya akan selalu berdiri kokoh menjaga jalannya pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla sebagai pemerintahan yang terpilih secara konstitusional.

"Jadi kalau ada yang mau macam-macam, Presiden, Wapres, panggil saja kita (PDI-P)," kata Megawati dalam pidato HUT ke-44 PDI-P di JCC, Jakarta, Selasa (10/1/2017).

Hadir dalam acara itu Presiden Jokowi, Wapres Jusuf Kalla, para menteri kabinet kerja, kepala lembaga negara dan ketua umum partai politik.

Megawati menegaskan bahwa seluruh kader PDI-P rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.

Ia menyinggung pengeroyokan terhadap Wakil Ketua ranting PDI-P Jelambar Widodo oleh anggota ormas.

"Kalau ada yang mau macam-macam, anak buah saya udah ada loh Bapak. Anak buah saya udah ada yang digaplok sama orang. Kasian, anak ranting," kata Megawati.

Megawati mengaku akan memberi hadiah kepada Widodo.

"Anak saya ini nakal-nakal Pak Presiden, tapi kalau untuk bangsa dan negara apapun akan mereka berikan," ucap Megawati disambut tepuk tangan ribuan kader PDI-P yang hadir.

Monday, January 9, 2017

Pesantren di Yogyakarta menolak memberikan dukungan terhadap Rizieq Shihab sebagai imam besar umat Islam Indonesia

Nazaret - Pedass....! Begini Jawaban Pahit Ponpes di Yogyakarta Yang Tolak Surat Edaran Rizieq Jadi Imam Umat Islam

Pesantren di Yogyakarta menolak memberikan dukungan terhadap Rizieq Shihab sebagai imam besar umat Islam Indonesia. Beredar surat pernyataan tentang Imam Besar Front Pembela Islam (FPI), Rizieq Shihab, yang isinya meminta kesediaan untuk mengangkat dirinya sebagai imam besar umat Islam

Surat pernyataan itu dibuat di Padeglang Provinsi Banten itu tertanggal 4 Januari 2017. Surat itu juga berisi seruan untuk berjanji setia atas perintah dan larangannya, yang sesuai dengan syariah Allah dan rasulnya. Edaran juga dibuat dengan melampirkan keterangan demi menyatukan umat Islam.

Surat edaran itu mencantumkan nama, jabatan, alamat, desa, kecamatan, kabupaten hingga provinsi. Selain itu surat juga mencantumkan identitas pembuat pernyataan.

Irwan Masduqi, Pemimpin Pesantren Assalaffiyah Mlangi di Nogotirto, Gamping Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta mengaku telah mendengar surat itu beredar di Banten. "Setahu saya surat itu baru beredar di Banten. Kalau di Yogyakarta belum ada edaran," kata Irwan ketika dihubungi , Ahad, 8 Januari 2017.

Menurut Irwan, Habib Rizieq tidak punya pengaruh besar di Pesantren Nahdlatul Ulama (NU). Pesantren NU lebih simpatik pada habib yang pro-perdamaian, santun, dan demokratis.

Pesantren NU pada umumnya lebih merujuk pada sosok seperti Habib Muhammad Luthfi bin Yahya dari Pekalongan, Jawa Tengah, yang toleran dan teguh membela Negara Kesatuan Republik Indonesia. "Mayoritas pesantren NU tidak setuju dengan cara-cara Habib Rizieq," kata Irwan.

Pesantren itu dikenal mengajarkan pentingnya pendidikan toleransi dan keberagaman. Pondok itu dilanjutkan oleh putera Masduqi, yakni Haji Suja'i Masduqi. Suja'i guru spiritual tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah yang mengajarkan cinta dan kasih sayang.

Irwan merupakan anak Suja'i yang diwarisi untuk memimpin Pesantren Mlangi yang kini punya 750 santri laki-laki dan perempuan. Irwan tidak setuju dengan cara-cara yang dilakukan Islam garis keras yang sering menyerang kelompok lain. "Islam menghargai keragaman, bukan mengkafirkan. Tidak boleh saling memaksakan keyakinan," kata dia.