Translate this page to the following language!

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified


Belajar jualan Emas dan Uang

Tuesday, January 17, 2017

Mengurai Hingga Tercerai Berai, Kini FPI yang TInggal Sendiri

Nazaret - Terjepit, terkepung dan digebukin dari kanan, kiri, depan, belakang, demikianlah kondisi sebuah ormas keagamaan yang pernah sempat garang (sebut saja FPI, mungkin bukan nama yang sesungguhnya). Saya katakan pernah sempat garang karena kondisi FPI saat ini terus tertekan dan mulai kehilangan angin untuk kembali terbang. Namun siapa menyangka, serangkaian kejadian yang terjadi hanya berselang beberapa minggu dari momentum 411 dan 212 ini malah meruntuhkan pergerakan yang berusaha mereka bangun.


Mengurai Hingga Tercerai Berai

Berhasilnya pemerintah mengantisipasi pergerakan massa dan beberapa kelompok yang disinyalir ingin menggulingkan pemerintahan yang sah saat ini membuat FPI tinggal berdiri sendiri. Para tokoh terduga makar seperti Rachmawati, Sri Bintang Pamungkas, dan beberapa orang lain (termasuk si gurem Mamat Dani) sudah dibuat nangis. Tidak ada yang tahu bagaimana nasib mereka sekarang. FZ dan FH tempat mereka menaruh harap untuk bebas pun, anehnya, kok jadi seperti melempem belakangan ini. Kenapa mereka berdua sudah tidak berkicau seribut dulu lagi belakangan ini? Saya kurang tahu. Mungkin ada peringatan yang mereka dapat, dan peringatan itu serius, sampai-sampai muka setebal dan mulut sebesar dua orang ini pun mingkem.

GNPF yang tadinya begitu gagah di dalam menyuarakan pengawalan terhadap fatwa kepada si penista, sekarang ketuanya tak terdengar lagi kabarnya. Semenjak beredar petunjuk adanya kemungkinan bantuan kemanusiaan dari Indonesian Humanitarian Relief (IHR) pimpinan Bachtiar Nasir (BN) berakhir di tangan para teroris di Suriah, BN dan organisasinya otomatis berada di bawah radar kepolisian; dan kepolisian tidak pernah main-main kalau urusan terorisme. Apalagi desas-desusnya, Pakde marah besar ketika mendengar kabar ini

Bagaimana dengan MUI? Jikalau kita gunakan pengandaian sebuah organisasi mafia, FPI adalah tukang pukulnya, sedangkan MUI adalah golongan elit berdasinya. MUI tidak main kasar, karena memang cara main mereka bukan seperti itu. Mereka bermain pada ranah penguasaan massa melalui penggiringan opini. Bahayanya, mereka adalah kelompok orang yang berjubah ulama, bergaya sebagai kaum aristokrat dan cendekia. Maka dari itu, untuk menghadapi kelompok yang satu ini, kelompok ulama seperti Gus Mus dan Prof. Said Aqil Siradj yang maju di depan.

NU adalah salah satu ormas Islam terbesar dan yang paling solid di dalam menghadapi intrik-intrik berbau amis berkedok jubah agamis. Para cendekia NU adalah intelek-intelek Muslim yang tidak diragukan lagi kapasitasnya. Salah satunya adalah Gus Mus yang berkali-kali dengan berani mempertanyakan soal MUI. “MUI itu makhluk apa sih?”, merupakan sindiran paling satir yang dilontarkan Gus Mus untuk menyadarkan masyarakat Indonesia bahwa MUI bukan perwakilan seluruh umat Islam di tanah air. Karena itulah, jangan heran bila ulama-ulama NU merupakan kelompok yang paling sering diserang menggunakan isu-isu miring.  Dalam hal ini, masyarakat Muslim Indonesia harus mulai sadar, ulama-ulama terbaik yang kita miliki saat ini sedang berusaha dibunuh karakternya karena mereka berada pada baris terdepan dalam perjuangan membela nama Islam dari penistaan yang sesungguhnya.

FPI yang TInggal Sendiri

Kelompok Mamat Dani cs, GNPF, dan MUI bersama FPI sudah mulai terurai kekuatannya. Satu persatu konsolidasi kekuatan mereka diurai dan dipisahkan menjadi tersendiri; dan soliditas kekuatan mereka mulai keok. Sekarang, yang tersisa tinggal FPI. Sebenarnya FPI ini kelompok yang paling tidak cerdas, dan bisa dikatakan paling sial. Mereka memilih untuk menjadi wajah dan representasi dari aksi-aksi massal belakangan ini. Mulai dari aksi bela agama, wajah-wajah yang terpampang adalah wajah-wajah tokoh FPI. Lalu pada saat persidangan terduga penoda agama atas nama Basuki Tjahaya Purnama, para pelapornya orang-orang FPI juga.

Tidak berhenti sampai di situ, oknum-oknum penghadang ketika pasangan calon incumbent sedang berkampanye juga adalah orang FPI. FPI lagi, lagi-lagi FPI. Padahal, apa hubungannya kampanye pilgub dengan kasus penodaan agama? Toh kan sidang sedang berlangsung, dan terduga sudah menjadi terdakwa, tidak ada alasan untuk menghadang kampanye orang yang dilindungi oleh undang-undang. Di sinilah akumulasi blunder menjadi bumerang yang sangat menyakitkan. Seluruh kemarahan masyarakat jadi hanya tertuju kepada satu nama, yaitu nama Ef-Pe-Iy.

Kenapa saya katakan FPI adalah kelompok yang tidak cerdas? Karena mereka hanya tahunya menggunakan kekuatan massa, tanpa tahu bagaimana mengelolanya. Efek tekanan massa yang sempat mereka miliki dari momentum 212 sudah menciut, dan menciutnya jauh. Mereka tidak sadar kenapa mereka bisa mendapatkan efek yang begitu besar pada saat itu. Momentum 212 memiliki efek besar karena masih ada sentimen positif dari publik bahwa FPI dan GNPF-MUI memang mau membela agama.

Siapa sih yang tidak mencintai agama mereka? Orang-orang yang tulus ini rela jauh-jauh datang ke Jakarta karena percaya bahwa FPI dan GNPF-MUI murni mau membela agama. Tetapi dengan makin ngototnya FPI mengupayakan Ahok dipenjara pada saat berjalannya pilkada, hal ini malah membuat bau motif politik makin kentara. Semakin mendekati hari pemungutan suara, berbagai macam laporan dibuat oleh perwakilan FPI, dan nyaris seluruh laporan yang dibuat itu konyol serta dipaksakan. Di sini simpati publik mulai tergerus. Pengadilan terhadap Ahok yang tadinya dipercaya murni sebagai motif bela agama, sekarang mulai nampak belangnya. FPI kehilangan dukungan untuk kali yang pertama.

Kali yang kedua, FPI sudah kehilangan semuanya. Masyarakat melihat bagaimana ternyata Rizieq Shihab (RS) juga menjadi tersangka pelaku penistaan agama dan ideologi bangsa. Ditambah dengan respons RS yang selalu mangkir dari panggilan pemeriksaan dan baru datang ketika sudah diancam untuk dibawa paksa. Dan, semua tahapan kejatuhan FPI ini menjadi lengkap ketika FPI meresponi beberapa bentrokan yang terjadi dengan tindakan anarkis. Tiga properti milik GMBI yang dibakar oleh FPI hanya karena berita hoax[1] mengukuhkan akumulasi kedongkolan masyarakat. Di sini, FPI benar-benar salah langkah. Masyarakat bukannya malah menjadi takut, melainkan makin yakin dan mantap bahwa FPI memang harus dibubarkan.

Buntut dari akibatnya, tiga akun Twitter FPI di-suspend karena pihak Twitter menerima banyak laporan bernada negatif tentang akun-akun tersebut. Strategi FPI untuk tetap terlihat kuat melalui peningkatan aksi massa yang berujung pada tindakan anarki merupakan sebuah kesalahan fatal. Makin FPI berusaha kelihatan gahar dan sangar, ia akan makin kehilangan simpati. Dan bukan saja FPI sudah kehilangan simpati, sekarang FPI malah harus berhadapan dengan kekuatan publik yang sebelumnya sempat bisa mereka tunggangi. FPI kali ini berhadapan dengan kekuatan yang mereka sendiri pun ngeri.

Laporan bertubi-tubi sudah diarahkan kepada kepala FPI. Polisi sekarang memiliki banyak alasan untuk mencokok orang-orang FPI, dan yang terutama publik mendukung sepenuhnya pemerintah dan kepolisian dengan intensitas yang jauh lebih tinggi dari sebelum-sebelumnya. Tapi apakah FPI bisa belajar? Tidak. Senin, 16/01/2017 sekelompok orang dari ormas yang beratribut keagamaan membubarkan pengobatan gratis yang diadakan oleh pendukung Ahok-Djarot di daerah Tambora, Jakarta Barat[2]. Sekalipun dalam rangka kampanye, FPI malah membubarkan kegiatan filantropi. FPI selesai. Tidak ada just cause dalam aksi pembubaran FPI kali ini. Sekalipun pada berita tidak disebutkan dari ormas mana, masyarakat sudah bisa menilai siapa mereka.

Akhir kata dari saya bagi para pembaca, intensitas aksi FPI yang meninggi adalah karena mereka sedang panik. Mereka berusaha sekuat tenaga memainkan efek psikologis, seolah-olah mereka masih kuat dengan aksi-aksi mereka. Ini pemahaman yang salah. Makin mereka beraksi, makin banyak pula alasan yang dapat digunakan untuk memperkarakan mereka.

0 komentar:

Post a Comment

Terimakasih Atas Komen nya ya Boss smoga bermanfaat..

God Bless You