Translate this page to the following language!

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified


Belajar jualan Emas dan Uang

Friday, January 2, 2015

Asuransi Korban Air Asia QZ8501

Air Asia

Pihak asuransi Allianz memastikan, semua penumpang AirAsia QZ8501 akan mendapat klaim asuransi. Nilai klaimnya sebesar 165 ribu dolar AS atau sekitar Rp 2 miliar per orang.
Juru Bicara perusahaan asuransi Jerman ini mengaku pihaknya akan menjadi penanggungjawab dalam hal klaim asuransi AirAsia yang mengalami kecelakaan di belahan dunia mana pun.
"Kami bisa mengkonfirmasi bahwa Allianz Global Corporate & Specialty UK adalah reasuradur utama bagi rangka pesawat dan asuransi kewajiban ,” kata Jurubicara Allianz dalam keterangannya, seperti dilansir dari Reuters.

Namun pihak Allianz masih enggan berkomentar terkait total kerugian yang terjadi akibat musibah nahas tersebut.

"Terlalu dini untuk berkomentar mengenai kecelakaan pada tahap ini, kecuali mengatakan perhatian dan belasungkawa terhadap mereka yang terkena dampak dari hilangnya penerbangan ini," kata Allianz.
Kantor berita Reuters sendiri menghitung pembayaran paling sedikit untuk menjamin kecelakaan ini mencapai sekitar 100 juta dolar AS (sekitar Rp1,2 triliun). Allianz dan perusahaan yang menjalin kerja sama koasuransi akan membayar tagihan untuk biaya hilangnya AirAsia dan pembayaran kepada keluarga penumpang. Harga Airbus 320 sendiri diperkirakan mencapai 94 juta dolar AS.

Hingga saat ini tim pencarian baru menemukan tujuh jasad korban AirAsia QZ8501 yang jatuh di perairan selatan Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Tujuh jasad itu terdiri dari empat laki-laki dan tiga perempuan.

Fakta tentang 15 Korban Air Asia QZ8501

Air Asia 
Duka menyelimuti keluarga korban insiden pesawat Air Asia QZ8501. Terlebih setelah beberapa jenazah ditemukan di perairan Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Cerita dari keluarga tentang para korban mengundang haru. Berikut sejumlah fakta tentang para korban kecelakaan Air Asia QZ8501,

1. Kapten Iriyanto, pilot
Iriyanto mencatat sebanyak 6.053 jam terbang dengan Air Asia. Ayah Iriyanto, Suwarto, mengatakan terakhir kali bertemu anaknya itu pada pemakaman anaknya yang lain 10 hari yang lalu. "Saya bertemu dia beberapa hari sebelum pesawat lepas landas," kata Suwarto.

Suwarto sangat terpukul ketika mengetahui pesawat yang dikemudikan Iriyanto hilang pada Ahad, 28 Desember 2014. "Saya ingin dia kembali hidup dan sehat, tapi jika Allah berkehendak lain, itu adalah takdir."

Sementara itu, anak perempuan Iriyanto, Angela, mem-posting fotonya bersama ayahnya. Dia meminta ayahnya segera pulang. "Papa pulang. Aku masih membutuhkanmu. Kembalilah untuk saya. Kita harus bertemu," tulis Angela.

2. Oscar Desano, pramugara
Oscar sangat mencintai pekerjaannya sebagai pramugara. Dia sering mem-posting foto-foto perjalanannya di media sosial. Sepupu Oscar, Meriyanti Meri, mengatakan keluarga masih menunggunya pulang, terutama istrinya. "Oscar akan segera memiliki bayi. Istrinya sedang hamil 6 bulan sekarang," katanya.

3. Ruth Natalia Puspitasari dan tunangannya, penumpang
Keduanya berangkat ke Singapura untuk mengunjungi orang tua tunangan Ruth. Pasangan itu akan merayakan ulang tahun Ruth ke-26 dan tahun baru bersama. Ayah Ruth, Suyanto, sangat terpukul. "Dia pergi bersama pesawat yang hilang itu. Kami sangat sedih dan tak bisa mempercayainya,

 4. Romi Emmanuel Plesel, kopilot
Romi adalah warga Prancis yang punya jam terbang selama 2.275 jam bersama Air Asia Indonesia. Dia lahir di Martinique, sebuah pulau di Prancis, namun besar dan tinggal di Paris. Plesel berada di Indonesia selama 3 tahun.

5. Choi Chi Man, penumpang.
Choi bersama istri dan dua anaknya tidak berhasil mendapatkan tiket penerbangan ke Singapura sebelum akhirnya mendapatkan tiket Air Asia QZ8501. Choi menaiki pesawat Air Asia bersama putrinya yang masih berusia 2 tahun, Zoe. Sedangkan istri dan putranya yang lain menaiki penerbangan terpisah. Berdasarkan manifes penerbangan, Choi membeli tiket tersebut pada 26 Desember 2014. Dia dan putrinya mendapat kursi di 1B dan 1C.

6. Ratri Sri Andriani, penumpang
Ratri adalah seorang pemandu wisata yang sedang membawa 25 wisatawan Indonesia dalam perjalanan ke Singapura dan Malaysia. "Kami berharap semua penumpang selamat, tapi kami harus menyerah pada nasib,


7. Gusti Made Bobi Sidarta dan keluarga, penumpang
Gusti menaiki pesawat itu bersama istri dan anak-anaknya, yaitu Donna Indah Nurwatie, dan anak-anak mereka Gusti Ayu Putriyana Permata dan Gusti Ayumade Keisha Putri. Mereka berencana berlibur bersama di Singapura.

Adik Gusti, Dimaz Ade Nurcahyo, mengatakan keluarga masih meyakini mereka baik-baik saja. "Saya optimistis mereka masih baik-baik saja," kata dia. Sebelum lepas landas, Gusti sempat mengunggah fotonya bersama Gusti di akun BlackBerry Messenger-nya.

8. Alain Oktavianus Siaun, penumpang
Alain seharusnya melakukan perjalanan dengan tunangannya, Louis Sitharta, pada Ahad, 28 Desember 2014. Namun akhirnya Alain terbang bersama keluarganya dengan Air Asia QZ8501.

Louis mendengar berita pesawat hilang dari radio saat menuju bandara. "Saya lalu mencari di Internet. Ternyata itu pesawat Allain," kata dia. Mereka berencana berlibur sebelum menikah pada Mei 2015.

9. Ingrid Jessica Winata, penumpang
Mahasiswi Akademi Nasional Singapura ini terbang bersama salah satu kerabatnya, Boby Hartanto Winata. Ingrid baru saja merayakan liburan Natal. Dari akun Facebook-nya, Inggrid sangat menyukai Spongebob Squarepants dan hamster peliharaannya.

 10. Boby Hartanto Winata, penumpang
Boby tinggal di Surabaya dan menuju Singapura bersama kerabatnya, Ingrid. Dari Facebook-nya, Boby diketahui mendukung tim sepak bola Manchester United dan Barcelona FC. Dia sempat mem-posting pekerjaan rumahnya dari Akademi Nasional Singapura.

11. Saiful Rakhmad, teknisi Air Asia
Saiful adalah seorang insinyur perawatan pesawat yang tinggal di Jakarta. Dia merupakan awak pesawat Air Asia QZ8501.

12. Eko Wijaya, penumpang
Eko menuju Singapura untuk berlibur bersama istri dan tiga anaknya. Saudara Eko, Adi Kwok, mengaku hancur mendengar pesawat itu mengalami kecelakaan. "Saya hancur. Saya tidak bisa meminta saudara yang lebih baik. Kami saling mencintai mendalam,

13. Nico Giovanni, penumpang
Nico adalah siswa di Sekolah Anglo-Chinese, Singapura. Dia baru saja menyelesaikan tahun pertamanya. Salah satu teman Giovanni, Michael mengatakan sahabatnya itu adalah seorang pekerja keras dan sopan. Sementara itu, Kepala Sekolah Anglo-Chinese, Lee Bee Yann, mengatakan telah mengontak keluarga Nico. "Pikiran dan doa kami untuk mereka. Kami juga memberikan dukungan kepada siswa kami," kata dia.

14. Florentina Maria Widodo, penumpang
Florentina adalah seorang guru biologi dari Chong Institution Hwa di Singapura. Setelah pesawat dinyatakan hilang, kekasih Florentina, Andy Paul Chen, mem-posting informasi yang menyatakan bahwa kekasihnya berada dalam pesawat nahas tersebut.

Seorang murid Florentina, Felicia Tham Chi Ting, mengatakan Florentona adalah guru favoritnya. "Kami mencoba tetap optimis. Kami tidak berhenti berharap," ujarnya dalam blog-nya. "Kami berdua tertawa dan berbicara tentang hal-hal feminin seperti belanja dan pakaian, seperti gadis-gadis remaja. Sama seperti teman-teman."

15. Haidar Fauzi Khairunisa, pramugari
Dia mulai bekerja sebagai pramugari pada tahun 2012 dan bergabung dengan Air Asia pada 2013. Mulanya, Khairunnisa ingin menjadi pengacara, namun akhirnya dia menjadi pramugari untuk bersenang-senang.

Menurut pamannya, Roni Samad, Khairunnisa selalu membawa oleh-oleh dari setiap perjalanannya. "Dia senang menceritakan pengalaman terbang dan perjalanannya kepada keluarga," kata dia. Jenazah Khairunnisa disebut ditemukan di perairan Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Dia masih menggunakan seragam pramugari dengan label nama yang masih tersemat.


Korban Air Asia QZ8501 Sidoarjo


Air Asia

 Keluarga Hayati Lutfiah Hamidah, korban Air Asia, menyambut gembira kedatangan pihak Air Asia ke rumah di Jalan Raya Nala Nomor 14, Desa Sawotratap, Kecamatan Gedangan, Sidoarjo. Beberapa kru Air Asia itu mengantarkan peti jenazah korban pertama Air Asia hingga tiba di permakaman umum desa setempat.

 Namun, di tengah kunjungan itu tidak ada perbincangan tentang asuransi yang seharusnya ditanggung oleh pihak Air Asia, Jasindo, maupun Jasa Raharja. Mereka berlalu bersama para pelayat lain di pemakaman Hayati. "Mereka hanya mengantarkan jenazah, tidak ada pembicaraan itu (asuransi)," kata kakak ipar Hayati, Maskur, ketika ditemui di rumah duka, Kamis, 1 Januari 2015.

Hingga saat ini, kata dia, tidak ada yang memberitahu bahwa adik iparnya itu mendapatkan klaim asuransi. "Kalau masalah ada atau tidak asuransinya pasti ada informasi lebih lanjut, tapi sampai sekarang belum ada," kata Maskur. Ia menundukkan kepala mengenang keluarganya yang menjadi korban Air Asia.

 Meski nanti ada asuransi, Maskur tidak akan gegabah mengurusnya. Ia yakin bahwa dalam mengurus asuransi itu cukup rumit dan perlu beberapa berkas yang harus dilengkapi. Selain itu, semua keluarganya belum ditemukan, sehingga ia belum memikirkan ihwal asuransi ini. Maskur berharap pemerintah bisa mempercepat proses evakuasi dan identifikasi para korban Air Asia supaya jenazah bisa segera dimakamkan.

 Maskur mengapresiasi pencarian yang dilakukan oleh semua pihak dalam jangka waktu selama tiga hari ini. "Kalau dalam pencarian pemerintah memang sudah bagus, kami puas," kata Maskur.

Semoga Damai Sejahtera Selalu Menyertai Keluarga yang ditinggalkan 

0 komentar:

Post a Comment

Terimakasih Atas Komen nya ya Boss smoga bermanfaat..

God Bless You