Translate this page to the following language!

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified


Belajar jualan Emas dan Uang

Saturday, January 14, 2017

Permainan Retrorika Anies dan Agus Melawan Ahok. Dijawab dengan Santai Oleh BADJA.

NAZARET - PERHATIKAN PASLON LAIN YG BERMAIN DENGAN KATA-2 DAN RETORIKA SEPERTI:

- Ingat bantuan bergulir ini sifatnya "SEMENTARA" kata AHY... Itu artinya dia tidak yakin akan berhasil dan membawa manfaat... yg penting terpilih... Ahok malah sudah mendaftarkan PKL ikut program bantuan modal dari pemda DKI, tinggal menunggu persetujuan pencairan bank...
- Yang penting itu kita lakukan "PENDAMPINGAN" kata Sandy... Waduh banyak yg sesama sahabat atau keluarga aja kalau soal uang bisa cakar-cakaran... Program Ahok-Djarot semua di fasilitasi pemda... keuntungan 80% untuk pengusaha dan 20% untuk koperasi.

Annisa Pohan, istri Agus Yudhoyono ngamuk dan marah-marah ke seorang temannya, gara-gara AHY, suaminya, dikritik di media sosial.
Informasi ini diperoleh dari capture “path” dari sebuah akun bernama “Deehan” yang menulis komentar setelah debat Pemilu Pilkada DKI (13/1/2017).
Deehan menulis “Gwa ngeliat debat ini rasanya Ahok+Djarot tu kayak 2 orang tua di antara: 1. anak sulung yg idealis tapi ga praktikal, rada sok tau 2. anak bungsu yg masih ga tau mau ngapain tapi sensitive-an.” (baca: Mirip Vicky, AHY Sering Gunakan Istilah Asing dalam Debat)
Seorang teman Deehan bernama Utarie pun memberikan respon yang memuji “Well Said my dear”

Namun, Annisa yang ternyata berteman dengan Deehan di Path, tiba-tiba nyerocos dan nyolot.
Annisa: “Anda pengamat dadakan? Sengaja biar gw baca ya? Sangat tidak beretika…”
Deehan pun merespon amukan Annisa “Sorry Nis, lo teman gw, masalah aspirasi gw apa is NONE of your bussines. Kalau keberatan, maaf, buat gw sih, lo istrinya siapa ga ngaruh, gw temenannya sama lo, bukan berarti harus setuju selalu sama lo. No need bilang etika atau tidak. Gue tidak pernah judge lo beretika atau tidak. THAT IS INSULTING.”
Annisa Pohan ternyata tidak kalah baper, komentar temannya sendiri langsung diserang dengan tuduhan “sangat tidak beretika”. Semoga Annisa tidak kehilangan teman hanya gara-gara sikapnya yang tidak dewasa dan menyerang orang lain yang hanya memberikan komentar.

Anies dengan hebatnya menyindir Ahok mengenai Alexis yang belum ditutup. Ahok sudah menutup Stadium dan Milles serta Kalijodo. Hanya di zaman kepemimpinan Ahok hal seperti ini bisa terjadi. Lantas bagaimana dengan pemimpin lainnya yang tidak bisa seperti Ahok? Bahkan dulu ada yang dari militer, tapi tidak bisa seberani Ahok. Lantas apakah Anies benar-benar berani melakukan apa yang dilakukan Ahok? Belum tentu. Rekam jejaknya semasa jadi menteri saja diragukan karena dipecat sebelum masanya.

Ini Hasil Debat tadi Kata Sieh Anies..Kami Tidak Memberi Ikan dan Alat Pancing kami Menyediakan Kolam..Hahahaaaa Menteri Pecatan Bisa apa dia, Fisi dan Misi Pemaparannya Gak Jelas, Pinternya debat Hanya Menyindir Lawannya Doang,, Jauh Sama Ahok Fisi dan Misinya Brilian Detail dan Jelas Jakarta Sudah banyak Berubah Toong Itu Berkat Ahok Semua...Anis Berkoar Kami tdk Memberi Ikan dan Alat Pancing Kami Menyediakan Kolam..Terus Tuh Kolam BUat Apa Kalau tdk Menyediakan Ikannya..??

Sentilan demi sentilan dimainkan Ahok dengan cantik dan menggelitik, mulai dari sentilannya terhadap pasangan Agus Harimurti Yudhoyono-Silvana Murni yang nafsu ingin jadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, tidak mengerti sistem keuangan, sampai sentilannya yang menohok kepada Anies Baswedan yang menolak usulan Buwas untuk memasukan kurikulum anti natkoba ketika Anies masih menjabat sebagai Mendikbud dulu, membuat suasana terasa segar dimana sisi entertain dari Ahok membuat kedua pasangan kena batunya.

Jujur saya merasa terhibur dengan acara debat Pilkada DKI putaran pertama yang telah usai. Penampilan Ahok yang kalem dan jauh dari kesan meledak-ledak sesuai ciri khasnya mengungguli kedua lawan debatnya, pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno dan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylvana Murni.

Penampilan Ahok kali ini tampak elegan, ia lebih sering terlihat tersenyum dan tertawa kecil melihat keculunan kedua pasangan yang sangat bernafsu ingin jadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI. Beda dengan penampilan Ahok yang meledak-ledak ketika mendampingi Jokowi dalam debat Pilkada DKI pada tahun 2012 yang silam.

Kali ini intonasi suaranya pas, raut wajahnya teduh, penguasaan materi yang di luar kepala, serta sedikit sentilan-sentilan yang bikin kedua pasangan lawan debatnya kejet-kejet tersenyum kecut, kecuali Sandiaga Uno yang raut wajahnya tegang dan mata menyala. Entah apa maksudnya pasang muka model begitu.

Sentilan demi sentilan dimainkan Ahok dengan cantik dan menggelitik, mulai dari sentilannya terhadap pasangan Agus Harimurti Yudhoyono-Silvana Murni yang nafsu ingin jadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta,  tidak mengerti sistem keuangan, sampai sentilannya yang menohok kepada Anies Baswedan yang acting sebagai Dosen dengan kata-kata yang berbunga dalam debat Pilkada alias tidak memposisikan dirinya sebagai calon Gubernur DKI.

Sampai sentilannya yang membuat Anies Baswedan sekilas tampak terhenyak dan raut wajahnya berubah seketika ketika Ahok menghajarnya dengan realita bahwa Anies Baswedan pernah menolak usulan Buwas untuk memasukkan kurikulum anti narkoba ketika masih menjabat sebagai Mendikbud dulu,

Sentilan-sentilan Ahok yang nyelekit membuat suasana terasa segar dimana sisi entertain dari Ahok membuat kedua pasangan yang apes itu kena batunya dari Ahok sampai kelimpungan.

Terlihat juga pada sesi terakhir dimana pertanyaan terhadap ketiga calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, apakah mereka akan maju menjadi calon Presiden atau Wakil Presiden pada Pemilu tahun 2019 mendatang, Ahok tampak terkekeh-kekeh dan merasa lucu dengan pertanyaan itu sehingga ia membiarkan wakilnya, Djarot Saiful Hidayat, yang menjawabnya.

Beda dengan kedua pasangan lainnya,  yang menjawab dengan menggebu-gebu dan penuh semangat adalah yang calon Gubernur, Anies dan Agus, sedangkan Ahok membiarkan Djarot yang menjawabnya. Hal ini menandakan bahwa Ahok sudah puas melibas kedua pasangan itu sampaj keliyengan dan telah unggul dalam debat Pilkada DKI putaran pertama itu, sehingga Ahok terlihat relaks dan santai di akhir acara dengan membiarkan Djarot saja yang menjawab pertanyaan pamungkas itu.

0 komentar:

Post a Comment

Terimakasih Atas Komen nya ya Boss smoga bermanfaat..

God Bless You