Translate this page to the following language!

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified


Belajar jualan Emas dan Uang

Friday, April 10, 2015

Tak Mau Diintervensi, Jangan Pakai Fasilitas Pemerintah

Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi memberi peringatan kepada Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI). Menurut Imam, pemerintah bisa melarang penggunaan stadion jika PSSI dan klub-klub kontestan Indonesia Super League (ISL) tidak mau diintervensi.

PSSI


Dalam beberapa kesempatan, pengurus PSSI mengeluhkan intervensi pemerintah terkait penyelenggaraan ISL. Tindakan Menpora, melalui perpanjangan tangan Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI), dinilai bisa memicu sanksi FIFA.

"Kalau tidak boleh diintervensi, jangan pakai fasilitas yang disediakan pemerintah. Ini karena kita tahu semua fasilitas olahraga yang mereka gunakan dibuat oleh pemerintah," kata Imam di Mataram, Kamis (9/4/2015).

Menurut informasi terakhir, BOPI mengirim surat bernomor 051/BOPI/KU/TV/2015 kepada CEO PT Liga Indonesia, Joko Driyono. Dalam surat tersebut, Persebaya Surabaya dan Arema Cronus tercantum dalam daftar klub yang tak boleh menjalani kompetisi.

Larangan ini juga didukung oleh surat dari Menpora kepada Plt Kapolri Komjen Pol Badrodin Haiti. Pihak kepolisian diminta tidak menerbitkan izin keramaian untuk kedua klub tersebut.

"Aparat kepolisian sudah berkoordinasi dengan kami, dan itu memungkinkan jika ada tindakan.


Sikap Menpora Soal Persebaya Dipertanyakan


 Sikap Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi, yang baru mempermasalahkan legalitas Persebaya Surabaya sangat dipertanyakan. Padahal, sejak bertahun-tahun lalu, Persebaya sudah berkiprah di Indonesia Super League dan tak dipermasalahkan oleh Menpora sebelumnya.

Seperti diketahui, Menpora melalui BOPI tidak merekomendasikan Arema Cronus dan Persebaya untuk ikut berkompetisi musim ini, karena masalah dualisme. Namun, FIFA sendiri menginstruksikan kepada PSSI agar QNB League 2015 tetap berlangsung dengan 18 klub, termasuk Arema dan Persebaya.

Pemahaman Menpora soal Persebaya pun dipertanyakan, termasuk sikapnya yang tidak netral karena mendukung Persebaya 1927 yang bukan merupakan anggota PSSI. Menurut Wakil Ketua Umum PSSI, La Nyalla Mattalitti, Imam Nahrawi sebaiknya bertanya bila tidak mengetahui dengan pasti masalah Persebaya.

"Saya akan fight, saya tidak takut sekalipun Menpora. Kenapa Menpora yang sekarang mempermasalahkan. Padahal dari jaman Andi Mallarangeng atau Roy Suryo, tidak ada masalah. Menpora kalau tidak tahu, tanya sama saya," ungkap La Nyalla kepada wartawan di Kantor PSSI, Jakarta, Kamis (9/4/2015).

"Dulu saya pernah ketemu dengan Menpora di awal dan berlangsung baik, dan waktu itu dia tidak tanya soal Persebaya. Semua sudah bagus sekarang, kenapa sekarang Menpora melarang Persebaya," lanjutnya.

La Nyalla juga membeberkan, mengapa BOPI dan Menpora tidak menagih kepada Persebaya 1927 untuk membayar tunggakan gaji mereka kepada para pemain. Motif Menpora dalam menyelesaikan masalah Persebaya pun dianggap tidak netral, karena dinilai mendukung salah satu pihak.

"Motifnya apa, silakan tanya Menpora. Pendapat saya, dia backing Persebaya 1927. Saya cuma mau luruskan, kembalikan Persebaya ke Gede Widiade, tanya Pak Gede, dia CEO Persebaya sejak dulu. Persebaya jalannya sudah bagus,




Arema dan Persebaya Dilarang Tampil di ISL

Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) mengambil langkah tegas untuk dua klub yang belum dapat rekomendasi tampil di Indonesia Super League (ISL), Arema Cronus dan Persebaya Surabaya. Kedua klub mendapat larangan resmi untuk mengikuti kompetisi.

Seperti diketahui, Arema dan Persebaya sempat mengabaikan rekomendasi BOPI. Kedua klub yang masuk kategori C tersebut, tetap menjalani laga pembuka ISL, akhir pekan lalu.

Atas dasar itu, BOPI mengirim surat bernomor 051/BOPI/KU/TV/2015 kepada CEO PT Liga Indonesia, Joko Driyono. Dalam surat tersebut, Persebaya Surabaya dan Arema Chronus tercantum dalam daftar klub yang tak boleh menjalani kompetisi.

"Kedua klub tersebut dilarang melakukan pertandingan kandang maupun tandang untuk Kompetisi ISL 2015," demikian bunyi surat BOPI.

Tindakan BOPI juga didukung oleh surat dari Menpora, Iman Nahrawi kepada Plt Kapolri, Komjen Pol Badrodin Haiti. Pihak kepolisian diminta tidak menerbitkan izin keramaian untuk kedua klub tersebut.

Sebagai catatan, Arema dan Persebaya juga dikejar waktu untuk penyerahan dokumen rekonsiliasi paling lambat pukul 16.37 WIB, Jumat (10/4/2015).

0 komentar:

Post a Comment

Terimakasih Atas Komen nya ya Boss smoga bermanfaat..

God Bless You