Translate this page to the following language!

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified


Belajar jualan Emas dan Uang

Saturday, December 24, 2016

Lah Begitu Yang Rukun, Ujar Jokowi Pada 3 Pasangan DKI di Acara Haul Gusdur

Dalam acara Haul ke-7 Presiden RI ke-4, Abdurahman Wahid atau Gus Dur, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta ketiga pasangan calon (paslon) gubernur dan wakil gubernur DKI yang hadir untuk hidup rukun menjelang pelaksanaan Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI 2017.

"Sekarang hadir di sini tiga pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI. Hadir semuanya, di absen dulu. Katanya tadi disana minta di absen. Silakan berdiri semuanya," kata Jokowi di Ciganjur, Jakarta Selatan, Jumat (23/12).


Kemudian, paslon nomor urut satu, Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni; paslon nomor urut dua, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat serta paslon nomor urut tiga, Anies Baswedan tanpa Sandiaga Uno berdiri ditengah-tengah para tamu. Mereka mendapat tepuk tangan yang meriah dari para tamu.

"Lah mbok begitu, yang rukun. Wong kita ini saudara sebangsa setanah air," ujar Jokowi yang disambut gemuruh gelak tawa para tamu undangan.

Menurutnya, Gus Dur selalu mengajarkan untuk mengkilat erat tali persaudaraan. Gus Dur selalu memandang Indonesia kedepan dengan melakukan kemudahan untuk mencapai suatu tujuan.

"Persaudaraan yang diajarkan oleh Gus Dur, bener enggak? Dan menurut saya, Gus Dur selalu dapat memandang Indonesia ke depan. Dan ketika ambil keputusan rumit, saya sempat teringat kata-kata beliau, gitu saja kok repot. Tadi saya dibisiki putri beliau, Yenni, inspirasi ucapan itu kaidah fiqih, yasirru wala quyasirru, permudahlah dan jangan dipersulit. Kita yang mudah malah dipersulit. Harusnya yang sulit dipermudah. Jangan dibalik-balik," paparnya.

“Saya percaya Gus Dur pasti gemas, geregetan kalau ada kelompok yang meremehkan konstitusi, yang mengabaikan kemajemukan kita, memaksakan kehendak dengan aksi kekerasan, radikalisme, terorisme,” kata Presiden.

Presiden juga menyoroti dinamika media sosial (medsos) yang dipenuhi hal-hal negatif. “Akhir-akhir ini yang kita lihat terutama yang ada di media sosial. Kita lupa, lalai, tidak bisa bedakan mana kritik mana yang menghina, mana kritik mana yang menjelekkan, mana kritik mana yang menghasut, mana kritik mana ujaran kebencian,” tukasnya.

Presiden berharap seluruhnya itu tidak diteruskan oleh masyarakat. “Energi besar kita habis untuk hal-hal yang tidak perlu. Bisa kita lupa strategi besar negara kita, lupa kita sejahterakan rakyat kita, lupa kita membangun industri besar ke depan karena ribut, ribut dan ribut,” ujarnya.

Seandainya Gus Dur masih hidup, menurut Presiden, pasti Gus Dur berkata bahwa bangsa ini masih kayak anak TK. “Pasti digitukan oleh Gus Dur,” katanya.

“Padahal, kita harusnya bersyukur ketika banyak negara lain goyah cari pedoman hidup, kita punya Pancasila. Ketika bingung cari panduan berbangsa dan bernegara, kita punya Pancasila, sehrusnya kita membangun lebih cepat, gotong royong, sehingga kita bisa memenangkan persaingan.”

Presiden menyatakan, Gus Dur merupakan sosok yang selalu optimis dalam memandang Indonesia ke depan. “Tidak kagetan, gumunan. Saya selalu teringat kata-kata beliau, gitu saja kok repot. Kita ini yang mudah-mudah malah dipersulit, harusnya yang sulit-sulit dipermudah,” pungkasnya.

0 komentar:

Post a Comment

Terimakasih Atas Komen nya ya Boss smoga bermanfaat..

God Bless You